Saturday, October 21

Ied Mubarak...

Selamat Idul Fitri 1427 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Taqobballahu Minna wa Minkum

Mohon Maaf segala khilaf dan semoga amal ibadah kita diterima selama bulan Ramadhan kemaren. Jadikan momentum Fitri kali ini menjadi tonggak perubahan hidup.

Image Source : http://deepblue.indika.net.id/

Monday, October 16

Dear Friend...

Dear Friends…

We may not be friends forever

But we do hope we can be friends for a life time

You’re one of the few people

who have made a big difference in our life



And we will never forget you

True friends are few

That’s why we treasure you…

And that is why… We love you

(ICRAF, October 13, 2006)

Thursday, October 12

.... And....


And after a while you learn the subtle difference between holding a hand and chaining a soul,
And you learn that love doesn’t mean leaning and company doesnt mean security,
And you begin to learn that kisses aren’t contracts and presents aren’t promises,
And you begin to accept your defeats with your head up and your eyes open, with the grace of an adult, not the grief of a child
And you learn to build all your roads on today because tomorrows ground is too uncertain for plans.

After a while you learn that even sunshine burns if you get too much.
And, So plant your garden and decorate your own soul, instead of waiting for someone to bring you flowers.
And you learn that you really are strong,
And you really do have worth.
Snow

Friday, October 6

Super Man...

Everything must be done within two weeks.....!!!


Who am I...??? a Super Man.....???


Wednesday, October 4

Nice words from WS Rendra


Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,

Seolah ...
semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah ...
keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:

aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

"ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"

(WS Rendra)